Pagi ini sekujur tubuhku merasa dingin. Apakah karena luka yang tak kunjung ku lekaskan sembuh atau karena rindu yang perlahan-lahan menelusup kedalam jiwa dan raga ini. Aku tenggelam dalam balutan selimut dan tetap saja tak kutemukan kehangatan disana. Luka itu, sungguh membuat aku menjadi kesesakan, membuat aku semakin terluka dan entah kapan akan berhenti. Iya berhenti merasakan luka mendalam ini. Aku memejamkan mata dan tanpa sadar beberapa buliran bening mengalir dari kelopak mataku. Tuhan, aku mohon jangan pernah ingatkan aku akan kepedihan itu. Aku tak pernah tahu kapan luka ini akan berakhir, kapan kesesakan ini akan berhenti dan kapan aku tak menangisi segala yang sudah terjadi. Waktu itu, dimana kamu dan aku masih terasa asing satu sama lain. Masih belum mengenal diri kita masing-masing. Sampai pada percakapan kita yang pertama kali. Dimana tawa, dan ledekan kekanak-kanakan yang tercipta dengan dengan spontan tanpa berfikir panjang.
kamu seseorang yang selalu aku tuliskan dalam cerita. dan aku seseorang yang selalu menceritakan kamu dalam tulisan. kamu abadi dalam tulisanku...