Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Dari Ku, Untuk Diriku

Harapan yang semu Dengan kegelisahaan yang terus menyelimuti kalbu Rasa iri, Rasa ingin memiliki, Rasa selalu ingin menjadi yang terbaik Sehingga membuat kita terus berusaha tanpa asa Sampai pada titik dimana usaha tidak membuahkan hasil yang kita inginkan Kita marah... Dan menyalahkan diri kita sendiri... "Jika saja saya bisa melakukan lebih baik." "Jika saja saya bisa belajar dua kali lipat dari biasanya." "Jika saja saya..." Saya paham betul arti kata ' jika ' yang menyebabkan kesedihan dan rasa ketidakpuasan menjalar hati dan pikiran Kita buntu ! Kita tidak mensyukuri atas apa yang sudah Tuhan rencanakan untuk kita yang mengakibatkan kita tidak pernah cukup dan selalu ingin melakukan hal sia sia. Kita hanya mementingkan ego kita, harapan yang tidak memiliki arah tujuan, Kosong dan hampa. Tapi kita tidak bertanya pada diri kita sendiri Barang sesekali "Apakah saya sanggup?" "Apakah jalan yang saya hadapi membuat

Jarak Antara Mentari dan Senja

Malam ini aku ingin menuliskan kembali perihal kekhawatiran yang tiba tiba datang. Perihal kegelisahan yang menghantuiku. Perihal ketakutan yang menelusup kedalam fikiranku. Kekhawatiran itu datang ketika kita merasa jauh satu sama lain. Kegelisahan menghampiri saat rasa ketakutan menyelimuti. Aku buntu. Aku rindu. Dan Aku takut kehilanganmu. Dahulu kita dekat, bercanda bersama membicarakan tentang asa yang ingin kita raih. Tertawa lepas melepaskan segala beban; melupakan segala kelelahan. Kita berusaha untuk membuat kebahagiaan, melupakan kesedihan, meghilangkan ke khawatiran. Sekarang kita cukup jauh, sebab ada asa yang masing-masing ingin kita capai. Ada perihal lain yang menjadi kewajiban untuk dituntaskan. Sekedar temu pun begitu sulit untuk terjalin. Mungkin ada hari dimana kita benar-benar sangat merindu. Hingga pertemuan membuat kita lupa bahwa kita pernah merindu dengan sangat. Pesanku. Jangan pernah lupa bahwa kita pernah berbagi tawa bersama. Seperti Jarak

± 105.120 Jam

Kita mulai belajar dari umur  ± 7th. Sekarang sudah 19th. Selama  ± 12th ini apa yg sudah kita capai? Apakah banyak kebahagiaan dalam hidupmu? Atau.... Kesedihan yg lebih banyak? Aku penasaran, akan waktu ±105.120 jam yang sudah aku habiskan. Apakah yg sudah aku capai dalam waktu tersebut? Apakah aku sudah banyak memberikan kebahagiaan untuk banyak orang? Atau... Aku hanya membuat mereka terbebani? Aku menanyakan kepada temanku. Apakah "hidup itu berat" atau "kita yg membuat hidup itu menjadi berat" Karena aku penasaran akan hal tersebut. Jika hidup itu berat maka ±105.120 jam yg sudah aku lewatkan itu aku tidak benar-benar berusaha. Atau karena aku yg membuat hidup itu berat maka waktu yg aku habiskan itu hanya terbuang sia-sia. Bukankah akan ada banyak pertanyaan saat kita akan menuju fase dewasa? Kita banyak bertanya ini itu terhadap diri kita. Tapi dalam fase tersebut kita tak pernah mendapatkan jawaban yg meyakinkan untuk diri kita. Itula