Pagi
ini sekujur tubuhku merasa dingin. Apakah karena luka yang tak kunjung ku
lekaskan sembuh atau karena rindu yang perlahan-lahan menelusup kedalam jiwa
dan raga ini. Aku tenggelam dalam balutan selimut dan tetap saja tak kutemukan
kehangatan disana. Luka itu, sungguh membuat aku menjadi kesesakan, membuat aku
semakin terluka dan entah kapan akan berhenti. Iya berhenti merasakan luka
mendalam ini. Aku memejamkan mata dan tanpa sadar beberapa buliran bening mengalir
dari kelopak mataku. Tuhan, aku mohon
jangan pernah ingatkan aku akan kepedihan itu. Aku tak pernah tahu kapan luka
ini akan berakhir, kapan kesesakan ini akan berhenti dan kapan aku tak
menangisi segala yang sudah terjadi.
Waktu
itu, dimana kamu dan aku masih terasa
asing satu sama lain. Masih belum mengenal diri kita masing-masing. Sampai pada
percakapan kita yang pertama kali. Dimana tawa, dan ledekan kekanak-kanakan
yang tercipta dengan dengan spontan tanpa berfikir panjang. Aku merasa nyaman
bersamamu walau hanya sebatas tulisan-tulisan aneh. Hari terus maju, begitu
pula rasa ini yang semakin menjalar kedepan. Aku Mencintai-mu. Begitulah
kalimat sederhana yang sedang aku
rasakan serta frasa yang segera ingin dituntaskan. Apakah kamu juga merasakan
apa yang aku rasakan(?)
Sayang,
banyak janji dan pengharapan yang sama-sama kita tautkan dan kita ucapkan. Aku
senang, dimana kamu berjanji padaku; tidak akan menginggalkan aku untuk selama-lamanya.
Tetap bersama aku, dan jadi teman di hidup aku. Pada saat itu, aku menarik
senyum bahagia akan tetapi dalam hatiku, Aku menahan sesak. Bukankah itu adalah
kebahagian tak ternilai jika seseorang yang mencintai orang lain dan orang lain
itu tak akan pergi meninggalkan kita? tapi kenapa aku malah sesak mendengar
itu?
Aku
sedih. Aku takut. Aku menderita. Aku terluka. Sadarkah kamu akan itu? Kamu
bukan mencintai diriku, tapi kamu mencitai orang lain yang ada dalam diriku.
Lalu, untuk apa aku senang saat kamu mengutarakan janji itu? Untuk apa aku
takut kehilangan kamu tapi kamu bukan takut kehilangan aku, melainkan
kehilangan orang lain yang ada dalam diri aku! Seseorang yang mencintai kamu
adalah seseorang yang mencintai diri kamu sendiri bukan kamu yang menjadi diri
orang lain—bahkan tak pernah ada. Sampai akhirnya aku ingin memutusakan diri
untuk menjauh. Menjauh bukan karena kamu. Tapi karena diri aku yang sudah
membohongimu dengan begitu jauh. Aku tak ingin membuatmu kecewa karena selama
ini kamu mencintai orang yang tak pernah ada. Aku yang salah. Aku yang memulai.
Dan aku juga yang harus mengakhiri semuanya. Maafkan aku~
Dari anak kecil-nya
kamu,
Yang selalu sayang
jelek-nya aku.
Komentar
Posting Komentar