Langsung ke konten utama

Dari Ku, Untuk Diriku

Harapan yang semu
Dengan kegelisahaan yang terus menyelimuti kalbu
Rasa iri, Rasa ingin memiliki, Rasa selalu ingin menjadi yang terbaik
Sehingga membuat kita terus berusaha tanpa asa
Sampai pada titik dimana usaha tidak membuahkan hasil yang kita inginkan
Kita marah...
Dan menyalahkan diri kita sendiri...
"Jika saja saya bisa melakukan lebih baik."
"Jika saja saya bisa belajar dua kali lipat dari biasanya."
"Jika saja saya..."
Saya paham betul arti kata 'jika' yang menyebabkan kesedihan dan rasa ketidakpuasan menjalar hati dan pikiran
Kita buntu !
Kita tidak mensyukuri atas apa yang sudah Tuhan rencanakan untuk kita
yang mengakibatkan kita tidak pernah cukup dan selalu ingin melakukan hal sia sia.
Kita hanya mementingkan ego kita, harapan yang tidak memiliki arah tujuan, Kosong dan hampa.
Tapi kita tidak bertanya pada diri kita sendiri
Barang sesekali
"Apakah saya sanggup?"
"Apakah jalan yang saya hadapi membuat saya bahagia?"
"Apakah ini yang terbaik?"
Kita tidak boleh memutuskan kehendak diluar batas diri kita sendiri
Karena itu hanya akan menyakitkan dirimu dan menyiksa kehidupanmu
Kamu dan diri kamu berhak untuk mendapatkan Kebahagiaan atas apa yang sudah kamu raih dengan rasa cukup
Dan...
Kebahagiaan yang kamu dapatkan melalui jalan yang lain
Jangan menutup mata untuk mencari pintu kebahagiaan untuk dirimu sendiri
Mulai beranilah mengambil derap langkah yang baru
Derap langkah dengan kepercayaan dan kebahagiaan yang berkecukupan

Selamat menyambut hari yang baru
Dengan setitik gemerlap cahaya
Dan secercah harapan mentari
Dari ku Untuk Diriku

Komentar

Postingan populer dari blog ini

South Korea; Write Your Dream

안녕하세요 여러분 ~ Annyeonghaseyo Yeoreobun~~ Heyri Village - Gyeonggi-do I’M BACK!! ㅋㅋㅋㅋㅋ I want to write again in my blogger.. It’s been a long time, I didn’t write something in my blogger.   Actually, I just want to share my experience and write every moments, situation, and a people who I want to say thankful and always feel grateful. because my blogger is about Remember; so I want to write 영원히 기억을 순간. So, sebenernya mau nulis dari kapan tahu because I don’t have free time to write something or nyusun kata-kata jadi ditunda-tunda sampai sekarang baru nulis lagi. *namanya juga aku* Sebelum lanjut ke tulisan-tulisan yang lebih panjang dan banyak drama, mau share kata-kata dari bukunya Kim Suyoung. Dia salah satu penulis novel korea yang bukunya itu banyak bercerita tentang “ Dream ”. Bisa dibilang orang yang kaya IMPIAN akan tahu dia mau apa dan tahu hal apa yang bakal dia lakuin. And that’s true! 멈추지마 , 다시 꿈부터 써봐 - 김수영 - DON’T STOP, WRITE YOUR

Jarak Antara Mentari dan Senja

Malam ini aku ingin menuliskan kembali perihal kekhawatiran yang tiba tiba datang. Perihal kegelisahan yang menghantuiku. Perihal ketakutan yang menelusup kedalam fikiranku. Kekhawatiran itu datang ketika kita merasa jauh satu sama lain. Kegelisahan menghampiri saat rasa ketakutan menyelimuti. Aku buntu. Aku rindu. Dan Aku takut kehilanganmu. Dahulu kita dekat, bercanda bersama membicarakan tentang asa yang ingin kita raih. Tertawa lepas melepaskan segala beban; melupakan segala kelelahan. Kita berusaha untuk membuat kebahagiaan, melupakan kesedihan, meghilangkan ke khawatiran. Sekarang kita cukup jauh, sebab ada asa yang masing-masing ingin kita capai. Ada perihal lain yang menjadi kewajiban untuk dituntaskan. Sekedar temu pun begitu sulit untuk terjalin. Mungkin ada hari dimana kita benar-benar sangat merindu. Hingga pertemuan membuat kita lupa bahwa kita pernah merindu dengan sangat. Pesanku. Jangan pernah lupa bahwa kita pernah berbagi tawa bersama. Seperti Jarak

Untuk Tuan; yang Menghilang

Aku pernah cemburu pada seseorang yang tak seharusnya. Aku pernah mencintainya dengan begitu dalam hingga melupakan sakitnya kekecewaan. Aku pernah merindukannya hingga berharap mendekapku dalam satu gigil pilu. Iya, begitulah yang selalu aku rasakan. Kadang hening, sunyi dan kesepian selalu menghampiriku. Kadang diamku hanya untuk menyelamatkan hati. Kadang peduliku hanya mengharapkanmu selalu baik-baik saja. Kadang aku hanya bayanganmu saja. Ada namun kau abaikan, terlihat namun kau injak. Kamu, yang dulu aku perjuangkan kini aku berhenti. Berhenti bukan berarti memutus tali persaudaraan. Hanya berhenti sejenak karena begitu lelah memerhatikanmu. Hanya berhenti sejenak karena begitu dalam mencintamu. Hanya berhenti sejenak karena aku sudah begitu jera. Hanya berhenti karena sudah terlalu terluka. Aku berharap semua baik-- baik seperti saat sebelum aku mengenalmu, lalu mengagumimu setelah itu menyukaimu. Yang aku takutkan adalah saat Tuhan cemburu padaku. Saat Tuhan m