Aku menulis ini ketika air mata
ku telah mengering. Ketika aku tak bisa mengucapkan lewat bibir ini karena di
hati ini masih tersimpan sejuta kata untuk mu.
Aku si penulis lugu yang sedang
sibuk mencari luka mana yang aku torehkan dalam selembaraan kertas kosong ini.
Aku sibuk untuk membuka semua luka ku yang mencintaimu sedalam dan sebodoh ini.
Kita berkenalan lalu aku
merasakan perasaan yang tak biasa. Aku merasa bahwa rasa ini adalah cinta.
Namun aku selalu tak menggubrisnya.
Engkau yang diam, aku yang
mencoba untuk mendekat.
Engkau yang menjauh, dan aku yang
mencoba untuk mendekatimu.
Aku lelah dengan segala
permainanmu. Tapi disisi lain aku masih berada dalam zona itu. Zona dimana kamu
memberikan sebuah harapan yang tidak biasa. Yang membuat aku semakin dan
semakin jatuh ke dalam jurang cinta yang menyedihkan ini.
Aku terjebak disana, bersama luka
ku dan pedihku. Bersama segala angan dan imajinasi tentang kamu. Aku berharap
kamu datang, membantu ku berdiri dan membawa ku terbang menyusuri indahnya alam
semesta bersama mu.
Ya, aku tahu itu hanya ilusi dan
imajinasi ku semata. Ketik aku menulis tokoh karakter dalam novel ku. Aku
berharap kamu bisa seperti tokoh tersebut. Bisa mencintaiku di kemudian hari.
Lagi-lagi aku berimajinasi hal yang aneh. Hal yang tidak akan pernah terjadi!
karena itu adalah ceritaku, cerita yang aku buat dengan kekonyolanku dan pengharapan
ku agar kamu bisa seperti tokoh di novelku. Aku berharap itu.
Aku pernah merasa bahwa kita
dekat, namun kedekatan itu tak berujung bahagia. Kamu pergi dan mengilang entah
kemana. Aku kesepian, aku sudah terbiasa dengan segala kata-katamu di pesan
singkat. Bentuk kekhawatiran mu pada ku. Namun itu tak berujung apa-apa.
Kamu menghilang dan itu membuat
ku sedih. Disini aku mau jujur, setiap kalik kita mengakhiri percakaapan kita,
aku selalu takut. Bahwa esok hari kamu akan berubah menjadi kamu yang tak ku
kenal. Kamu yang dingin, kamu yang cuek dan kamu yang tak peduli lagi.
Apa yang ku takutkan menjadi
kenyataan. Kenapa kamu berubah? Kenapa kamu beranggapan bahwa aku orang yang
rapuh ini tak pernah hadir di hidupmu? Aku memang tak berharga apapun di hidup
kamu kan? Tolong sadarkan aku! Sadarkan aku bahwa kedekatanku dengan mu dulu
hanyalah mimpi belaka. Kedekatanku hanyalah ilusi dan imajinasi ku. Tolong
sadarkan aku! Aku mohon..
Hari ini adalah hari kelulusanmu.
Dan ini membuatku sedih sepanjang hari. Kamu akan pergi menghilang dari
pandangan mata ku. Aku mencoba unntuk beranikan diri untuk mengucapkan
“congratulation for your graduate!” kepadamu. Namun tak ada respon. Sebegitu
gak berharganya kah aku? Segitu tak berartinyakah ucapanku?
Makasih untuk segala kebaikanmu.
Segala kedekatan kita. segala egomu. Segala cuekmu. Segala dingin mu. Segala
perhatian yang pernah kamu lukiskan.
Setangkai bunga yang layu tanpa
harus bermahkota dahulu.
Dari hime-mu yang mencoba untuk,
MELUPAKANMU!
Komentar
Posting Komentar